Bicara sekarang

Bicara sekarang


Maafkan saya. Saya tidak mengerti.

Maafkan saya. Saya tidak mengerti.

Kuno

Pulau Po Toi: pulau cantik tempat pelarian yang menawarkan keajaiban alam dan hal-hal kuno

Ditulis oleh South China Morning Post (Morning Studio)

Pulau paling selatan Hong Kong, Po Toi, yang dihuni oleh segelintir penduduk, menawarkan tempat pelarian yang indah dari kesibukan dan ingar bingar kota. Siapkan kamera Anda untuk menangkap gambar-gambar susunan batu yang aneh, ukiran kuno dan pemandangan yang sangat elok. Pulau seluas 3,69 km persegi ini, yang dapat diakses dari kota dengan perahu feri kecil, atau kaito, terkenal akan singkapan batuan berkarang dengan nama yang aneh, seperti Conch Rock (Batu Keong), Palm Cliff (Tebing Telapak Tangan) dan Tortoise Rock (Batu Kura-kura). Pulau ini juga memiliki ukiran batu dari Zaman Perunggu yang berumur lebih dari 3.000 tahun. Anda dapat menjelajahi pulau ini secara mudah dengan mengikuti tiga jalur pendakian silang yang menawarkan pemandangan pesisir Laut Tiongkok Selatan yang menawan.

Mengisi tenaga kembali

Terdapat beberapa toko di desa ini di samping dermaga feri dan di desa Tai Wan. Anda juga dapat membeli minuman ringan, tetapi ketersediaannya tidak bisa dijamin, kadang tersedia kadang tidak, sehingga lebih baik membawa makanan ringan dan minuman sendiri.

  • Mo’s Old House (Rumah Tua Mo)

    Segelintir orang yang tinggal di Po Toi, tetapi salah satu dari keluarga pertama yang menetap di sana masih memiliki rumah di atas bukit, yang dikenal dengan nama Mo’s Old House (atau Old Mansion of Family Mo). Bangunan yang sudah bobrok dan telah lama ditinggalkan itu, yang dibangun pada 1930-an, memiliki kisah menarik tentang bajak laut, percobaan penculikan, pasukan pendudukan Jepang, dan tentunya tentang pemilik aslinya, Mo Siu-tong, yang menjadi nama bangunan tersebut. Anda masih dapat melihat sisa-sisa peninggalan keturunan Mo di dalam rumah tersebut hari ini, seperti ukiran bunga beton kecil di beberapa dinding. Namun jangan lama-lama di dalamnya karena kabarnya rumah itu berhantu!

    Bawa saya ke sana
  • Batu Supine Monk (Biksu Telentang) dan Tortoise Rocks (Batu Kura-kura)

    Anda akan menemukan dua singkapan batuan yang menggugah pikiran ini yang menghadap ke mercusuar Po Toi. Supine Monk Rock menyerupai seorang lelaki religius, dengan posisi kepala yang terangkat, sedang merenung dan melihat ke arah laut, sedangkan Tortoise Rock raksasa tampak sedang berhenti di depan biksu untuk beristirahat setelah mendaki bukit. Susunan batu ini memberi Anda kesempatan untuk mengembangkan sisi kreativitas dalam fotografi, yang pasti akan menghidupkan postingan Instagram.

    Bawa saya ke sana
  • Mercusuar Nam Kok Tsui

    Di sisi selatan Pulau Po Toi, Anda akan menemukan Mercusuar Nam Kok Tsui. Sejumlah pengunjung mengambil foto saat berdiri di tangga di depan bangunan beton berbentuk balok tersebut, lalu berjalan ke belakangnya dan berdiri di samping monumen kecil — yang bertuliskan puisi Tiongkok untuk mengenang seseorang yang telah meninggal — yang merupakan spot yang bagus untuk mengambil foto pemandangan pantai yang menawan.

    Bawa saya ke sana
  • Palm Rock (Batu Telapak Tangan)

    Dari jalan kecil di bawahnya yang mengarah ke kiri, Anda dapat melihat Palm Rock, yang dikenal juga dengan nama Batu Tangan Buddha, yang menonjol dengan uluran jari mengarah ke langit. Singkapan batuan berbentuk tangan di sisi tebing ini berada di samping sebuah batu yang tampak menyerupai kepala seseorang — seolah-olah orang tersebut diam membeku sambil berdoa atau bermeditasi. Ini tempat yang luar biasa untuk bersantai dan melihat sekilas kehidupan margasatwa pulau ini, seperti elang kelabu.

    Bawa saya ke sana
  • Ukiran Batu Kuno

    Sebuah monumen yang diakui di Hong Kong, kedua ukiran batu di sisi tebing yang mengarah ke laut di ujung barat daya Pulau Po Toi ini diyakini berusia lebih dari 3.000 tahun. Pada saat itu, area yang kini disebut Hong Kong, masih berpenduduk jarang dengan banyak desa pulau kecil dan surga penangkapan ikan. Ukiran tersebut, yang ditemukan pada 1960-an dan mungkin dibuat untuk memuja roh laut, memiliki dua motif berbeda yang dipisahkan oleh patahan batu dengan lebar 70 sentimeter. Satu kelompok terdiri atas garis-garis yang menyerupai pola bergaya hewan dan ikan, sedangkan kelompok satunya lagi terdiri atas lilitan yang saling kunci. Saat berdiri di lokasi yang terpencil dan berkarang ini, Anda berkesempatan untuk menikmati makna kedamaian area sekitar yang ditingkahi oleh hempasan ombak pada bebatuan di bawahnya.

    Bawa saya ke sana
  • Tai Wan

    Po Toi hanya memiliki sekitar 20 orang warga, di mana sebagian besar di antaranya tinggal di desa Tai Wan, di samping teluk selatan pulau ini. Kunjungi komunitas yang menarik ini untuk beristirahat dan memanjakan diri Anda dengan masakan setempat. Anda akan menemukan toko-toko di desa ini yang menawarkan menu makanan terbatas, yang utamanya masakan lokal, dengan rumput laut atau gelembung ikan, atau sup manis dengan kacang polong dan kelp. Salah satu masakan terbaik untuk dicoba sebelum memulai trek apa pun adalah apa yang disebut warga setempat sebagai ‘bahan bakar pendaki’ — mi daging makan siang versi Po Toi yang disajikan dengan rumput laut yang ditanam sendiri. Anda juga dapat mencoba membeli cendera mata, seperti rumput laut kering dan perut ikan kering produksi setempat.

    Pastikan Anda ke toilet dulu di Tai Wan karena cuma ada satu toilet untuk satu-satunya fasilitas di pulau ini.

    Bawa saya ke sana
  • Kuil Tin Hau

    Kuil Tin Hau (Dewi Laut) dibangun di tepi barat daya pulau ini untuk melindungi nelayan dan desa setempat. Kuil ini menyelenggarakan perayaan tahunan, termasuk pertunjukan opera Kanton, untuk menandai hari ulang tahun Tin Hau pada hari ke-23 dari bulan lunar ketiga, yang menarik banyak pengunjung. Silakan melihat-lihat di dalam kuil yang dipenuhi dupa, dan sementara itu pemandangan pantai di luar menawarkan pemandangan panorama Laut Tiongkok Selatan yang paling mengesankan di pulau ini bagi penggemar Instagram dan fotografi.

    Bawa saya ke sana
  • Conch Rock (Batu Keong)

    Jangan lewatkan permata terakhir yang tersembunyi ini, Conch Rock, yang dapat Anda temukan persis di luar Kuil Tin Hau. Terdapat sebuah jalan kecil berbeton menuju bebatuan landai halus dan, saat Anda berjalan menelusurinya, bagian atas dari batu berbentuk keong yang sangat besar akan terlihat dalam pandangan. Bentuk singkapan batuan yang terlihat unik ini, yang terletak di tepi laut dengan posisi yang tidak stabil, memiliki kekuatan untuk menggerakkan Anda.

    Bawa saya ke sana

Transportasi

Menuju Pulau Po Toi

Selasa dan Kamis
Dari terminal Bus Aberdeen di Jalan Wu Nam Street, ikuti rute terowongan bawah tanah di bawah Jalan Aberdeen Praya Road lalu menuju promenade dan dermaga. Anda akan menjumpai Terminal Feri Po Toi saat sudah separuh jalan antara tangga dermaga publik Aberdeen Praya dan Dermaga Jumbo lama. Kaito ke Pulau Po Toi berangkat pukul 10 pagi (sehari sekali). Anda juga dapat berjalan kaki selama 20 menit dari Stasiun MTR Wong Chuk Hang. Waktu perjalanan antara Aberdeen dan Pulau Po Toi adalah sekitar 50 menit.

Liburan akhir pekan dan nasional
Anda juga dapat menggunakan feri dari Aberdeen melalui Stanley atau langsung dari Dermaga Aberdeen/Stanley pada liburan akhir pekan dan nasional.

Dari Stanley Plaza, melewati mal perbelanjaan menuju Murray House. Feri Po Toi berangkat dari Dermaga Stanley’s Blake, dengan waktu perjalanan sekitar 30 menit. Periksa situs web pemerintah untuk detail lebih lanjut mengenai keberangkatan.

Meninggalkan Pulau Po Toi

Selasa dan Kamis
Feri berangkat pukul 3.30 sore dan akan memberi sinyal keberangkatannya dengan trompet 30 menit, 15 menit, dan 1 menit sebelum berangkat. Anda harus tiba di feri minimal 30 menit sebelum keberangkatan untuk memastikan Anda mendapatkan tempat duduk.

Liburan akhir pekan dan nasional
Saat liburan akhir pekan dan nasional, sejumlah feri akan berangkat dari Po Toi menuju Stanley, tetapi hanya sedikit yang kembali ke Aberdeen.

Periksa situs web pemerintah untuk detail lebih lanjut mengenai keberangkatan.

Rute Lainnya

Kuno

Pulau Po Toi: pulau cantik tempat pelarian yang menawarkan keajaiban alam dan hal-hal kuno

Ditulis oleh South China Morning Post (Morning Studio)

Pulau paling selatan Hong Kong, Po Toi, yang dihuni oleh segelintir penduduk, menawarkan tempat pelarian yang indah dari kesibukan dan ingar bingar kota. Siapkan kamera Anda untuk menangkap gambar-gambar susunan batu yang aneh, ukiran kuno dan pemandangan yang sangat elok. Pulau seluas 3,69 km persegi ini, yang dapat diakses dari kota dengan perahu feri kecil, atau kaito, terkenal akan singkapan batuan berkarang dengan nama yang aneh, seperti Conch Rock (Batu Keong), Palm Cliff (Tebing Telapak Tangan) dan Tortoise Rock (Batu Kura-kura). Pulau ini juga memiliki ukiran batu dari Zaman Perunggu yang berumur lebih dari 3.000 tahun. Anda dapat menjelajahi pulau ini secara mudah dengan mengikuti tiga jalur pendakian silang yang menawarkan pemandangan pesisir Laut Tiongkok Selatan yang menawan.

Mengisi tenaga kembali

Terdapat beberapa toko di desa ini di samping dermaga feri dan di desa Tai Wan. Anda juga dapat membeli minuman ringan, tetapi ketersediaannya tidak bisa dijamin, kadang tersedia kadang tidak, sehingga lebih baik membawa makanan ringan dan minuman sendiri.

Mo’s Old House (Rumah Tua Mo)

Segelintir orang yang tinggal di Po Toi, tetapi salah satu dari keluarga pertama yang menetap di sana masih memiliki rumah di atas bukit, yang dikenal dengan nama Mo’s Old House (atau Old Mansion of Family Mo). Bangunan yang sudah bobrok dan telah lama ditinggalkan itu, yang dibangun pada 1930-an, memiliki kisah menarik tentang bajak laut, percobaan penculikan, pasukan pendudukan Jepang, dan tentunya tentang pemilik aslinya, Mo Siu-tong, yang menjadi nama bangunan tersebut. Anda masih dapat melihat sisa-sisa peninggalan keturunan Mo di dalam rumah tersebut hari ini, seperti ukiran bunga beton kecil di beberapa dinding. Namun jangan lama-lama di dalamnya karena kabarnya rumah itu berhantu!

Lihat lebih lanjut...
Bawa saya ke sana

Batu Supine Monk (Biksu Telentang) dan Tortoise Rocks (Batu Kura-kura)

Anda akan menemukan dua singkapan batuan yang menggugah pikiran ini yang menghadap ke mercusuar Po Toi. Supine Monk Rock menyerupai seorang lelaki religius, dengan posisi kepala yang terangkat, sedang merenung dan melihat ke arah laut, sedangkan Tortoise Rock raksasa tampak sedang berhenti di depan biksu untuk beristirahat setelah mendaki bukit. Susunan batu ini memberi Anda kesempatan untuk mengembangkan sisi kreativitas dalam fotografi, yang pasti akan menghidupkan postingan Instagram.

Lihat lebih lanjut...
Bawa saya ke sana

Mercusuar Nam Kok Tsui

Di sisi selatan Pulau Po Toi, Anda akan menemukan Mercusuar Nam Kok Tsui. Sejumlah pengunjung mengambil foto saat berdiri di tangga di depan bangunan beton berbentuk balok tersebut, lalu berjalan ke belakangnya dan berdiri di samping monumen kecil — yang bertuliskan puisi Tiongkok untuk mengenang seseorang yang telah meninggal — yang merupakan spot yang bagus untuk mengambil foto pemandangan pantai yang menawan.

Lihat lebih lanjut...
Bawa saya ke sana

Palm Rock (Batu Telapak Tangan)

Dari jalan kecil di bawahnya yang mengarah ke kiri, Anda dapat melihat Palm Rock, yang dikenal juga dengan nama Batu Tangan Buddha, yang menonjol dengan uluran jari mengarah ke langit. Singkapan batuan berbentuk tangan di sisi tebing ini berada di samping sebuah batu yang tampak menyerupai kepala seseorang — seolah-olah orang tersebut diam membeku sambil berdoa atau bermeditasi. Ini tempat yang luar biasa untuk bersantai dan melihat sekilas kehidupan margasatwa pulau ini, seperti elang kelabu.

Lihat lebih lanjut...
Bawa saya ke sana

Ukiran Batu Kuno

Sebuah monumen yang diakui di Hong Kong, kedua ukiran batu di sisi tebing yang mengarah ke laut di ujung barat daya Pulau Po Toi ini diyakini berusia lebih dari 3.000 tahun. Pada saat itu, area yang kini disebut Hong Kong, masih berpenduduk jarang dengan banyak desa pulau kecil dan surga penangkapan ikan. Ukiran tersebut, yang ditemukan pada 1960-an dan mungkin dibuat untuk memuja roh laut, memiliki dua motif berbeda yang dipisahkan oleh patahan batu dengan lebar 70 sentimeter. Satu kelompok terdiri atas garis-garis yang menyerupai pola bergaya hewan dan ikan, sedangkan kelompok satunya lagi terdiri atas lilitan yang saling kunci. Saat berdiri di lokasi yang terpencil dan berkarang ini, Anda berkesempatan untuk menikmati makna kedamaian area sekitar yang ditingkahi oleh hempasan ombak pada bebatuan di bawahnya.

Lihat lebih lanjut...
Bawa saya ke sana

Tai Wan

Po Toi hanya memiliki sekitar 20 orang warga, di mana sebagian besar di antaranya tinggal di desa Tai Wan, di samping teluk selatan pulau ini. Kunjungi komunitas yang menarik ini untuk beristirahat dan memanjakan diri Anda dengan masakan setempat. Anda akan menemukan toko-toko di desa ini yang menawarkan menu makanan terbatas, yang utamanya masakan lokal, dengan rumput laut atau gelembung ikan, atau sup manis dengan kacang polong dan kelp. Salah satu masakan terbaik untuk dicoba sebelum memulai trek apa pun adalah apa yang disebut warga setempat sebagai ‘bahan bakar pendaki’ — mi daging makan siang versi Po Toi yang disajikan dengan rumput laut yang ditanam sendiri. Anda juga dapat mencoba membeli cendera mata, seperti rumput laut kering dan perut ikan kering produksi setempat.

Lihat lebih lanjut...

Pastikan Anda ke toilet dulu di Tai Wan karena cuma ada satu toilet untuk satu-satunya fasilitas di pulau ini.

Bawa saya ke sana

Kuil Tin Hau

Kuil Tin Hau (Dewi Laut) dibangun di tepi barat daya pulau ini untuk melindungi nelayan dan desa setempat. Kuil ini menyelenggarakan perayaan tahunan, termasuk pertunjukan opera Kanton, untuk menandai hari ulang tahun Tin Hau pada hari ke-23 dari bulan lunar ketiga, yang menarik banyak pengunjung. Silakan melihat-lihat di dalam kuil yang dipenuhi dupa, dan sementara itu pemandangan pantai di luar menawarkan pemandangan panorama Laut Tiongkok Selatan yang paling mengesankan di pulau ini bagi penggemar Instagram dan fotografi.

Lihat lebih lanjut...
Bawa saya ke sana

Conch Rock (Batu Keong)

Jangan lewatkan permata terakhir yang tersembunyi ini, Conch Rock, yang dapat Anda temukan persis di luar Kuil Tin Hau. Terdapat sebuah jalan kecil berbeton menuju bebatuan landai halus dan, saat Anda berjalan menelusurinya, bagian atas dari batu berbentuk keong yang sangat besar akan terlihat dalam pandangan. Bentuk singkapan batuan yang terlihat unik ini, yang terletak di tepi laut dengan posisi yang tidak stabil, memiliki kekuatan untuk menggerakkan Anda.

Lihat lebih lanjut...
Bawa saya ke sana

Transportasi

Menuju Pulau Po Toi

Selasa dan Kamis
Dari terminal Bus Aberdeen di Jalan Wu Nam Street, ikuti rute terowongan bawah tanah di bawah Jalan Aberdeen Praya Road lalu menuju promenade dan dermaga. Anda akan menjumpai Terminal Feri Po Toi saat sudah separuh jalan antara tangga dermaga publik Aberdeen Praya dan Dermaga Jumbo lama. Kaito ke Pulau Po Toi berangkat pukul 10 pagi (sehari sekali). Anda juga dapat berjalan kaki selama 20 menit dari Stasiun MTR Wong Chuk Hang. Waktu perjalanan antara Aberdeen dan Pulau Po Toi adalah sekitar 50 menit.

Liburan akhir pekan dan nasional
Anda juga dapat menggunakan feri dari Aberdeen melalui Stanley atau langsung dari Dermaga Aberdeen/Stanley pada liburan akhir pekan dan nasional.

Dari Stanley Plaza, melewati mal perbelanjaan menuju Murray House. Feri Po Toi berangkat dari Dermaga Stanley’s Blake, dengan waktu perjalanan sekitar 30 menit. Periksa situs web pemerintah untuk detail lebih lanjut mengenai keberangkatan.

Meninggalkan Pulau Po Toi

Selasa dan Kamis
Feri berangkat pukul 3.30 sore dan akan memberi sinyal keberangkatannya dengan trompet 30 menit, 15 menit, dan 1 menit sebelum berangkat. Anda harus tiba di feri minimal 30 menit sebelum keberangkatan untuk memastikan Anda mendapatkan tempat duduk.

Liburan akhir pekan dan nasional
Saat liburan akhir pekan dan nasional, sejumlah feri akan berangkat dari Po Toi menuju Stanley, tetapi hanya sedikit yang kembali ke Aberdeen.

Periksa situs web pemerintah untuk detail lebih lanjut mengenai keberangkatan.

Rute Lainnya

We use cookies to ensure that we give you the best experience on our website, to understand your interests and provide personalized content to you as further set out in our Cookie Policy here. If you accept the use of cookies on our website, please indicate your acceptance by clicking the "I accept" button. You may manage your cookies settings at any time.