• Hong Kong sudah siap untuk menyambut Anda! Klik di sini untuk informasi perjalanan terbaru.

  • Cannabidiol (CBD) diklasifikasikan sebagai obat berbahaya di Hong Kong. Produk yang mengandung CBD dilarang berdasarkan Peraturan tentang Obat Berbahaya. Klik di sini untuk mengetahui informasi selengkapnya.

Bicara sekarang

Bicara sekarang


Maafkan saya. Saya tidak mengerti.

Maafkan saya. Saya tidak mengerti.

Perkenalkan, ini Shane Osborn, chef peraih penghargaan, bintang acara realitas TV, dan warga yang bangga tinggal di Hong Kong

LUXE City Guides
  • Ditulis oleh LUXE City Guides

Kalau Shane Osborn tampak akrab di mata, ini bukan kebetulan. Ia bukan hanya otak di balik restoran Hong Kong, Arcane dan Cornerstone — Anda mungkin mengenalinya dari pertunjukan realitas masak Netflix, The Final Table. Di situ ia memasak sampai final bersama sesama chef Australia, Mark‌ Best.

Menurut saya, tempat ini sangat dinamis dan seru didatangi karena budaya makanan di sini.

Lahir di Australia, Shane menghabiskan waktu 20 tahun di Inggris sebelum menjadikan Hong Kong kini rumah permanennya. Chef ternama ini mendapatkan bintang Michelin pertamanya di usia 29, menjadi chef Australia pertama yang melakukannya untuk restoran terkenal London Pied à Terre, dan mendapatkan bintang yang kedua untuk restoran tersebut sebelum pindah ke Asia untuk “ganti pemandangan.” 

 

Ia memutuskan Hong Kong karena sejumlah alasan. “Hong Kong benar-benar kota internasional,” ujar Shane. “Menurut saya, tempat ini sangat dinamis dan seru didatangi karena budaya makanan di sini.”

Shane Osborn

Berbeda dengan di Inggris, di mana orang bertemu di pub, “cara bersosialisasi di sini adalah di restoran. Orang-orang suka bereksplorasi dan mencoba hal baru, dan pikiran mereka sangat terbuka kalau bicara soal restoran. Kita bisa mendapatkan segala jenis masakan di Hong Kong dan bagi restoran atau chef, berada di situ sangat seru.”

Kalau saya tidak bisa baca menunya, saya hanya tunjuk dan berharap yang terbaik. Biasanya cara ini sangat berhasil.

Shane juga berpikiran terbuka, dan ia suka mengunjungi restoran setempat — sering kali bersama stafnya. “Di kebanyakan tempat yang saya datangi dengan staf saya, saya bahkan tidak tahu apa namanya karena tidak ada terjemahan Bahasa Inggrisnya,” tuturnya. “Kalau saya tidak bisa baca menunya, saya hanya tunjuk dan berharap yang terbaik. Biasanya cara ini sangat berhasil.” 

Mak's Noodle

Photo credit: Mak's Noodle

Seperti warga Hong Kong sejati, beberapa hidangan setempat favorit Shane di antaranya adalah  Mak's Noodle ,  rebusan tendon sapi berkuah dan roti panggang Prancis ala Hong Kong dengan susu kental manis di atasnya. Sebagai penggemar makanan santai, ia sangat tergoda dengan apa yang dimakan warga setempat.

 

“Waktu itu, saya naik Star Ferry  dari Central ke TST (Tsim Sha Tsui) dan berjalan sampai ke Kwun Tong. Selama tiga jam, saya hanya mengeksplorasi jalanan kecil Hong Kong tempat semua pabrik berada, serta restoran di belakangnya. Ini membawa saya kembali ke gambaran Hong Kong ketika saya besar pada ‘80an dan ‘90an — uap, keringat, dan orang duduk di bangku plastik kecil di luar, sambil makan semangkuk mi pangsit, menyeruputnya. Ini gambaran yang cukup romantis dan saya suka itu: sisi Hong Kong yang asli, tidak glamor.”

 

Cheung Chau

Photo credit: CHUNYIP WONG

Tempat menenangkan diri favorit di Hong Kong.

Sewaktu ia tidak berada di dapur atau menjelajahi lingkungan setempat, kita bisa menemukan Shane bersantai di berbagai pantai Hong Kong termasuk di Big Wave Bay atau Cheung Chau, yang ia sebut merupakan salah satu “tempat menenangkan diri favorit di Hong Kong” buatnya.

 

“Kita bisa naik feri dari Aberdeen, pergi ke Cheung Chau, berenang dengan teman-teman, dan minum bir Blue Girl dingin yang enak. Saya besar di Australia, jadi kalau tinggal di pantai, kita bisa berenang tiap hari. Ada sesuatu yang sangat menenangkan dan seperti terapi kalau menyelam ke laut air asin. Bagus untuk jiwa kita.”

 

 Sheung Wan

Kembali ke kota, Shane setiap hari berangkat bekerja dengan berjalan kaki dari Sheung Wan, tempat yang ia sebut rumah selama dua setengah tahun terakhir. “DI situ terasa seperti desa sungguhan dengan segala bar kecil, kafe, dan galeri seni,” ujarnya, dengan menyebut tempat ini “bagian kreatif dari kota ini.”

 

Jadi apa selanjutnya? “Sekarang kami punya dua restoran, dan kami masih punya rencana untuk berkembang dan tumbuh di Hong Kong dalam beberapa tahun ke depan. Komunitas yang dibangun di sekeliling kami — staf kami, jaringan pemasok, dan pelanggan — benar-benar telah membuat Hong Kong jadi rumah saya,” katanya.

 

Telah tinggal di sini selama delapan tahun terakhir, Shane berkata bahwa ia berencana untuk “tinggal di Hong Kong selama Hong Kong mau menerima saya.” Dan melihat selera makan Hong Kong yang tak kunjung puas atas Arcane dan Cornerstone, kami bertaruh ia akan ada di sini untuk waktu lama.

Info Judul Jendela
Alamat
Situs web
Situs web

Informasi di artikel ini dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya. Harap hubungi penyedia jasa atau produk terkait untuk keterangan lebih lanjut.

Dewan Pariwisata Hong Kong tidak bertanggung jawab terhadap kualitas maupun kesesuaian untuk kepentingan produk dan jasa pihak ketiga; dan tidak mewakili atau memberikan jaminan keakuratan, kelaikan, atau keandalan informasi apa pun yang tercantum di sini.


Anda mungkin juga tertarik dalam...

{{post.type}}

{{post.title}}

{{post.date}}

We use cookies to ensure that we give you the best experience on our website, to understand your interests and provide personalized content to you as further set out in our Cookie Policy here. If you accept the use of cookies on our website, please indicate your acceptance by clicking the "I accept" button. You may manage your cookies settings at any time.